Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

CERPEN




Dibalik Secangkir Kopi

’Mbak, kopi hitamnya satu,’ kataku ke seorang pelayan kafe sembari berjalan ke tempat dudukku.
‘okeee,meja 7 kan?’
‘siip,’kataku sambil tersenyum ke arahnya.

Mbak-mbak yang biasa menyambutku pun sampai hafal apa yang aku pesan dan duduk dimana.Bisa dibilang aku pelanggan tetap disini.Sudah 8 tahun sejak aku menemukan kafe ini.Seperti biasa aku melamun ke luar jendela.Diluar rintik hujan.Bau harum petrichor pun sudah menyatu dengan kafe ini.Sesekali memperhatikan orang yang berlari ke trotoar jalan untuk sekedar berteduh dan memakai jas hujan.Sengaja aku duduk di pojok kiri belakang agar terhindar dari keramaian.Aku sedang ingin sendiri.Teman kantorku sedang cuti, jadi aku tak bersamanya saat ini. 

♡♡

Bangun pagi, berangkat kerja, pulang kerja begitu saja keseharianku semenjak aku lulus kuliah dan menjadi  pegawai tetap di kantor seberang kafe kopi hitam itu.Sebelum  lulus kuliah aku juga berkerja di kantor itu, hanya saja paruh waktu.Kehidupanku dipenuhi dengan kesibukan,kesibukan dan kesibukan. Jarang sekali aku mengambil cuti di kantor, malah yang sering aku ambil tambahan pekerjaan demi mendapatkan rupiah.’Kring.. kring.. ‘ suara jam beker membangunkanku.Tak seperti biasa aku bangun ketika jam beker berbunyi. Aku segera mengambil wudhu dan menunaikan kewajibanku, sholat shubuh.Setelah merapal doa, aku bergegas untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kantor.


’Aisshh.. aku kan kudu jemput Bella dulu,’ kataku dalam hati.
Segera aku gas laju mobilku.10 menit kemudian di rumah Bella.
‘Assalamualaikum,’ kataku sambil memencet bel rumahnya.
‘Waalaikumsalam, ahh gimana sih kamu, tumben lama? ‘
‘Hihi lupa kalo ada janji jemput kamu, yok berangkat.’
‘Haduuh alesaaan, ngomong aja bangun kesiangan garagara nonton kartun semalaman.Kamu bangun jam 5 kan?’ suaranya seperti meledekku.
‘Hehe.’ Sederetan gigiku menunjukkan kata iya.Bella hapal denganku.Dia teman kantor yang paling dekat denganku.Ketika aku bangun kesiangan pasti garagara begadang film.
‘Kok ketawa? Emang iya? Haha kelakuanmu pas SMA muncul lagi?’
‘Ah apaasih,’kataku mengalihkan pembicaraan dan langsung kukebut mobilku.Sebenarnya, sudah lama aku tidak menontonnya.Lama sekali.

Kantor sudah terlihat keramaiannya.Kulihat tumpukan pekerjaan yang menggunung.Kubenamkan diriku dalam pekerjaan sambil menyeruput kopi hitam yang aku pesan di kafe seberang.Aromanya menenangkanku.Kadang aku sampai lupa tujuan awalku datang ke kantor ini karena terlalu banyak pekerjaan yang harus kukerjakan.Tidak terasa hari sudah malam, Bella pulang bersama rekan kantorku yang lain.Sedangkan aku ada lembur hari ini.Di tengah kegelapan kantor, hanya ruanganku yang terang benderang. Bisa dibilang aku gila kerja.Padahal diantara teman-temanku, aku terlihat seperti orang yang selengekan dan humoris.Tetapi ketika aku bekerja aku berubah 180 derajat.Aku serius. Tidak ada guyonan sama sekali.Pekerjaanku pun terlihat begitu memuaskan.
Malam itu, aku merasakan seperti dingin yang menusuk, perasaanku memuncak malam ini.Entah rasanya aku ingin sekedar menjatuhkan tubuhku di lantai atas.Setelah pekerjaanku selesai, aku menuju tempat parkir dengan tubuh gontai.Rasanya aku ingin cepat-cepat menemui kasurku.Aku berjalan sembari berpikir kenapa hidupku seperti ini ya? Kenapa rasanya sesak sekali? Oh Tuhan, aku sesekali ingin meluapkan ini semua.Aku lelah berpura-pura bahwa aku tidak apa-apa.Lalu lamunanku terhenti ketika ada suara yang memanggilku.

’Kariiiinnn, awas!!’
’BRUUUUK…’ Panggilan itu adalah suara terakhir yang kudengar sebelum akhirnya aku pingsan.

♡♡

‘Ayah, Ibu? Kenapa kalian meninggalkanku? Setelah kau pergi aku selalu didatangi masalah.Mungkin gara-gara aku terlalu bodoh.Rumah kita kebakaran dan adik hilang.Aku tidak bisa menemukannya.Aku sekarang bekerja di sebuah perusahaan iklan. Ini untuk memudahkanku dalam pencarian. Aku memasang iklan orang hilang. Tapi tak ada hasil.Semakin tahun semakin sulit menemukannya.Yah, bu, aku juga meninggalkan orang yang aku cintai untuk lebih fokus, bahwa hidupku saat ini tidak untuk bermain, apalagi cinta.Tapi terkadang aku lelah,  aku lelah bu, yah’.Aku menangis sejadi-jadinya di pelukan mereka.
Lalu ‘wussh’.Angin dingin membangunkanku.Aku baru sadar tadi itu hanya mimpi.Kulihat ada seseorang disampingku.
‘Raka?’ gumamku dalam hati.Jantungku mulai berdegup kencang, nafasku memburu saat kulihat dia tidur disampingku dalam posisi duduk.Jelas-jelas itu Raka.Laki-laki yang pernah membuatku jatuh hati.Laki-laki yangkutinggalkan 5 tahun lalu.Bukankah dia membenciku? Tapi .. tapi kenapa dia disini? Arrrgh... kakiku, kenapa tak bisa kugerakkan. Sontak aku kaget ketika aku merasakan nyeri di kaki dan tanganku.

‘Hmmm... eh.Kamu sudah bangun ya? Maaf aku ketiduran.’Kata Raka , kemudian dia mundur agak berjaga jarak denganku. 
‘Ya Allah, kenapa dia datang di saat aku seperti ini?’ Gumamku dalam hati.Aku tak ada keinginan untuk membalas ucapannya tadi.Aku bersikap dingin.Usahaku akan sia-sia kalau saja dia kembali seperti dulu.Biarlah dia benar-benar membenciku.Aku tidak sedang ingin terperangkap lagi dalam sebuah kenangan yang semu.Aku hanya menundukkan mukaku.Berharap dia segera pergi.Tapi bukannya pergi, dia malah berdiri di depanku.
‘Karin? Apakah sakit? Apakah kamu benar-benar lupa padaku? Oh ya semalam kamu tertabrak sepeda montor, kaki dan tanganmu cedera, tapi jangan khawatir sedikit terapi akan membuatmu srmbuh kok.’ Dia berkata pelan, halus, dan lembut seperti biasa.Seperti dulu.
‘Hmm.. apa aku membuat kesalahan padamu? Maaf aku sudah lama ingin menanyakan ini, tapi kamu selalu menghindariku,’ tambahnya.
‘Tidak ka, aku tidak menghindarimu.’ Akhirnya aku membuka mulut.
’Kamu kenapa?’
‘Aku tidak papa, maafkan aku yang dulu dan terimakasih kamu sudah menolongku semalam. Maaf kalau merepotkan. Tapi, sekali lagi maaf ka, aku hanya ingin sendirian.Kumohon pergilah.’
Dia tersenyum lalu mengangguk.Meski dia terlihat seperti nengkhawatirkan sesuatu, dia akhirnya pergi melewati pintu kamarku.
Raka Muhammad Izka, nama lengkap dari seorang laki-laki yang baru keluar dari kamarku.Dia salah satu orang spesial di hidup ku dulu.Sekarang masih, tapi bedanya dulu aku terikat dalam zona 'pacaran' dan sekarang hanya sebatas teman.Bahkan mungkin lebih tepatnya 'teman yang tak pernah saling menyapa'.Aku meninggalkannya bukan karena aku tak mencintainya.Tetapi aku hanya ingin  pertemuanku selama 4 tahun itu tak membuatku lupa akan  akhiratku.Aku hanya ingin menolong kedua orangtuaku, dan fokus mencari adikku.Tetapi tak kusangka,Raka 4 tahun lalu itu  ada di hadapanku tadi, meski bukan pertemuan yang seperti ini ‘yang aku harapkan’.Ada sedikit kelegaan dalam diriku ketika akhirnya aku bisa minta maaf langsung dengannya.
Setelah beberapa hari menjalani terapi di rumah sakit, akhirnya aku sembuh dan kembali bekerja lagi.

♡♡

Keesokan harinya aku berangkat ke kantor.Lagi.Beberapa teman kantorku begitu mengkhawatirkanku, tapi tak kuberitahu alamat rumah sakit dimana aku dirawat. Sehingga ketika aku datang ke kantor, teman-temanku langsung menuju padaku.Menanyakan bagaimana keadaanku saat ini, dan siapa yang tega melakukan ini padaku. Aku hanya bisa tersenyum kecil.Ngomong-ngomong tentang orang yang menabrakku, aku tak begitu peduli dengannya, siapa atau alasan kenapa dia bisa menabrakku.Aku mungkin bisa bilang terimakasih karena sudah pertemukan aku dengan Raka, meskipun sebentar. Hehe.Ahh berapa hari aku tidak ke kafe? Aku kangen aroma kopi hitam itu.
Akhirnya ketika istirahat kantor, kusempatkan datang ke kafe seberang jalan itu.

‘Mbak kopi hitam satu.’ Lalu aku segera ke tempat duduk seperti biasa.Aku menikmati angin sepoi sepoi dari luar.
“Ini mbak pesanannya.’ Kata pelayan sembari meletakkan kopi hitamku di  meja.Aroma kopi itu, sungguh menenangkanku.
‘Kenapa selalu kopi hitam?’
‘Kopi hitam mengingatkanku pada seseorang,  ketika aku mengingatnya aku bisa tenang.Tapi dia sudah tidak ada lagi.Tetapi bagaimanapun  juga kehidupan terus berjalan, pahit manis kehidupan akan harus terus dinikmati. Seperti kopi hitam ini.Meskipun pahit, jikalau meminumnya dengan pelan akan terasa manisnya,’jawabku mantap meski aku sendiri juga heran kenapa aku menjawab seperti itu.Spontan saja.
 ’Oh gitu ya, ada filosofi nya ternyata’
Suara ini.Sepertinya aku mengenalnya. Aku menoleh pada orang yang barusan meletakkan kopiku.
‘Raka?’
‘Haha iya ini aku, dari dulu kok baru nyadar ini aku?’ suaranya seperti meledekku.
Krik krikkk..

Singkat cerita, akhirnya Raka menceritakan bagaimana kronologis dia kok bisa ada di kafe ini.Ternyata Raka tidak membenciku.Aku yang terlalu takut menemuinya hingga akhirnya aku dan dia seperti saling menghindari. Raka masih sama seperti dahulu.Dia mencoba mencari tau kenapa aku meninggalkannya, tetapi dia masih ragu atas jawaban yang dia punya.Dia hanya hapal jadwalku ke kafe ini. Jadi dia memutuskan untuk menjadi pekerja paruh waktu di kafe ini.Misal saja bisa bertegur sapa denganku dan bisa memperbaiki hubungannya denganku.Tapi aku malah tak pernah menolehnya sedikit pun.Aku yang mendengarkan ceritanya jadi mengernyitkan dahi.
‘Hehe, maaf,’ jawabku ketika Raka menyudahi ceritanya. 
’Hehe bukan salahmu juga kok, aku aja yang terlalu takut manggil kamu.’
’Hoho aku bukan setan kali, gimana kabar orag tuamu? ‘
‘Oh mereka, Alhamdulillah baik.Mereka sering nanyain kapan aku nikah mulu.’
‘Haha ya sana nikah gih.Kok susah amat.’
‘Sama kamu ya? ‘
‘Hmm, aku harus nemuin adikku dulu.’
’Seriusan mau? ‘
‘Ah apasih,’ aku memalingkan mukaku.Mukaku memerah.
‘Ohhh.. aku tau, itu toh penyebab kopi hitammu?’
‘……………..’ Aku hanya terdiam.
“Nanti akan kuubah kopi hitammu jadi kopi putih. Yaudah, aku pergi dulu ya Karin’ Tambahnya sambil tertawa.
’Iya,’kataku sambil tersenyum melihat kepergiannya yang semakin menjauh.

♡♡

Setelah hari itu, Raka tidak lagi menemuiku.Dia juga tidak terlihat di kafe ini.Aku menikmati kopi hitamku seperti biasa.‘Kring kring’ hapeku berbunyi tanda pesan masuk datang. ‘Ahh.. pasti sms operator,’ gumamku meski aku tetap mengeluarkan hapeku.

From : Pangeranku ♥
13:42 ll 20/03/2020
’Assalamualaikum, Karin lagi nyeruput kopi hitam ya? Hehe masih tetep kan ya nomernya.Ini aku cuma mau bilang, aku beneran mau lamar kamu.Kamu masih sendiri kan? Aku bakal nemuin adikmu dan langsung menemuimu untuk melamarmu.Tidak usah dibalas tidakpapa.Terimakasih masih sehat untukku. Wassalam.’
Aku membacanya pelan. Begitu manis dan tulus.Ahhh.. aku terbang.Lalu tak begitu lama aku melihat pesan masuk itu lagi. From pangeran? Kontak apa ini? Aku terdiam.Ahh masa-masa itu, masih tersimpan ternyata.
♡♡
Sebulan kemudian, hidupku tidak ada yang berubah. Tetap kerja seharian.Tetap dengankopi hitamku seperti biasa.Aku juga tidak terlalu mengharapkan Raka bisa kembali membawa adikku.Aku takut sakit.Lagi.Pekerjaan hari ini hanya sedikit, cuma mengajari anak baru di kantor.Jadi, aku sesekali main hape,hehe. Tiba-tiba ada pesan masuk.



From : Raka 
18.12 ll 20/04/ 2020 
‘Assalamualaikum, alhamdulillah adikmu kutemukan, mampir lah ke kafe.Aku sudah janjian sama dia jam 07.00 malam ini.’

Senyumku terlukis, aku bahagia tak terkira.Dia menepati janjinya. Aku izin pulang duluan ke atasanku.Dan beliau mengizinkan. Aku berlari menuju kafe dan berharap bisa cepat-cepat menemuimya.
‘Kakak?’ suara paraunya menyapaku didepan pintu kafe.
‘Kaila?’
 Aku memeluknya erat-erat.Sudah 7 tahun, bayangkanbetapa rindunya aku.Dia terlihat manis dengan gamis warna tosca.
‘Alhamdulillah, dik gimana kabarmu? Tinggal sama siapa?’ 
Dia hanya tersenyum.
Tiba-tiba Raka keluar dan menyahutku. ‘Biarkan dia masuk dulu, kasian dingin diluar’
’Hehe ayo kak masuk.’ Tambah Kaila.

Singkat cerita,  dia sekarang sekolah di SDI Al-Ikhlas kelas 6.Dia diasuh di panti asuhan daerah rowowurung.Agak jauh dari kotaku saat ini.Dia bercerita kalo ketika kebakaran ada yang membawanya keluar dari rumahku, rumah Kaila juga.Dan semenjak itu dia tak bias menemuiku.Dia juga tidak tau alamat rumahnya sendiri,  maklum ketika itu Kaila masih kecil, umur 4tahun.
‘Yang penting kamu kan sekarang disini, tinggal sama kakak ya? ‘
‘Iyalah kak, aku gamau disitu terus, aku kan punya kakak.Tapi kak..’
’Kenapa dik?’
’Izinin sama ibu asuh’
’Hehe oke.Oh ya ngomong2 kok bisa kenal Raka? Raka nemuinnya dimana?’
‘Temen Kak Raka guru aku kak.Tapi dia jarang ngajar di kelasku.Terus kebetulan ketemu sama kak Raka terus ketemu aku.Dia inget aku.Padahal aku udah lupa sama dia loh.’
’Yaudah makasih ya Ka,aku gak tau kalo gak ada kamu.Makasih banget.’
’Hehe iya sama-sama.Aku lamar sekarang ya? Kan ada adikmu sekarang.’Raka tiba-tiba mengeluarkan setangkai bunga mawar putih untukku.
Krik..krik.Dia ternyata serius melamarku. 
’Ayo kak terima,’ kata adikku sambil terus menertawaiku.
‘Iyaa.Aku mau.’
’Alhamdulillah, bsok aku bawa keluargaku kerumah mu.’


♡♡

Kira-kira setelah setahun aku menikah dengan Raka akhirnya aku punya anak kembar lucu.Semenjak aku menikah,  aku juga berhenti bekerja di kantor iklan.Aku lebih memeilih bekerja di rumah.Kaila sekarang sudah SMP.Hidupku kembali berwarna. Keluarga kecilku kini teras kembali .Aku juga tetap dengan kopi yang aromanya menenangkanku.Tapi tidak dengan kopi hitam lagi.Kopi putih.Kata Raka itu lebih cocok. Hehe sebenarnya kopi apapun tidaklah penting bagiku.Yang penting sama-sama kopi.Tapi dari sekian panjang hidupku, aku sadar bahwa hidup memangharus dinikmati, untuk bisa menikmatinya kita cukup menunggu waktu yang tepat.Seperti menunggu kopi hitam yang panas menjadi hangat juga butuh waktu, hehe.
Mungkin.
♡♡


Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen #MyCupOfStory Diselenggarakan oleh GIORDANO dan Nulisbuku.com 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar